Nagan Raya | Upaya mendirikan mesjid giok di kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Sudah merupakan program kerja jangka panjang di kabupaten itu. Hal tersebut disampaikan Teuku Raja Keumangan atau lebih akrab disapa TRK yang menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) kabupaten setempat saat memberikan sambutannya di mubes IPELMASRA di Banda Aceh beberapa waktu yang lalu.
Mendirikan bangunan bermaterial batu giok membutuhkan biaya yang mahal, tambah TRK. Karena untuk memotong batu giok memerlukan tenaga ahli khusus dan alat yang berkualitas. Karena batu tersebut di potong berjumlah banyak dan berbentuk ukuran keramik. Jumlah batu yang akan di potong sekitar 40 ribu keping batu giok. Nantinya batu mulia yang telah terpotong itu akan di pasang di bagian luar, dalam serta di bagian kubah Mesjid Agung Baitul A’la Kabupaten Nagan Raya. Sehingga mesjid tersebut akan dilapisi oleh batu giok asli dari daerah kita sendiri. Ungkapnya.
Mengenai pekerjaan pemotongan batu giok, TRK mengatakan. “Pemerintah kabupaten Nagan Raya telah melakukan negosiasi dengan beberapa pihak. Diantaranya dengan investor dari Korea.” Ia mengatakan pihak tersebut meminta bayaran berjumlah 14 miliar untuk pemotongan batu itu. Biaya tersebut kedengaran jumlahnya memang sangat mahal. Namun, demi mewujudkan cita-cita pemerintah setempat. maka, pemerintah mencari investor lain untuk bernegoisiasi, Alhamdulillah ditemukan. tapi Kesepakatannya berbeda. Mereka meminta 10 hektar lahan batu giok di kabupaten Nagan Raya untuk mereka, sebagai ongkos pemotongan batu itu. lalu kesepakatan tersebut kata TRK sedang di pertimbangkan oleh pemerintah.
TRK menambahkan, setelah di teliti ternyata lahan batu giok di kabupaten Nagan Raya tepatnya di kecamatan Beutong mencapai 40 hektar. Lokasi yang sangat luas. Maka tidak masalah rasanya jika 10 hektar itu di pakai untuk biaya pemotongan batu tersebut.
Jika, mesjid yang berlapisi batu giok ini berdiri di kabupaten Nagan Raya. Maka mesjid ini adalah mesjid pertama di dunia yang di bangun berbahan material batu giok. Belum ada di negara lain yang membangun mesjid yang bermaterial giok. Kita yang pertama membangunnya. Ungkap TRK dengan nada tinggi yang disertai dengan apresiasi oleh seluruh peserta mubes IPELMASRA.
Kemudian ia juga memaknai perkataan ureung chik gampong terdahulu yang sering mereka pakai saat mereka marah. “kah jak keudeh u gunong ijo (pergi sana ke gunung hijau}”. Makna dari kata gunung hijau yang dikatakan orang tua kita dahulu TRK menjelaskan, itulah gunung yang berisi batu giok, batu giok yang berwarna hijau. Yang kita ambil sekarang. Cuma kita dulu tidak tau apa makna dari kata itu. di suruh pergi ya kita pergi, ucapnya
Artikel keren lainnya:
Post a Comment